PARISADA LAHIR DARI WEDA UNTUK UMAT HINDU

Lembaga tertinggi agama Hindu disebut Parisada. Kata ini ditemukan dalam Pustaka Suci Manawa Dharma Sastra XII.110-114. Tugas utama Parisada adalah memutuskan kebenaran dalam keadaan keragu-raguan. Keputusan ini disebut Bhisma atau dengan kata lain "Keputusan yang harus ditaati". Karena tidak bisa dicabut, proses penyusunan dan penetapannya sangat berhati-hati. Parisada adalah Lembaga Pandita Brahmana.

JMA I Ketut Puspa Adnyana

12/30/20253 min read

PARISADA LAHIR DARI WEDA UNTUK UMAT HINDU

Om Swastyastu

“Om Om Om.... Sembah sujud kepada Leluhur yang Agung Rsi Manu yang telah menulis Pustaka Dharma Sastra yang diturunkan langsung dari Dewa Brahma, yang berupa pustaka suci Manawa Dharma Sastra yang juga dikenal sebagai Kompedium Hukum Hindu. Memohon restu dan ampunan atas kesalahan dalam menarasikan wakya mahamulia ini”.

Setelah alam semesta diciptakan (Praptisargha), Dewa Brahma (Kekuasaan Tuhan dalam Penciptaan) menciptakan manusia pertama pada Kalpa ini pada masa Manwantara pertama. Manusia pertama itu bernama Manu (ketika bergelar Vedaviyasa disebut Swayambhumanu), yang kemudian disebut Rsi Manu. Dalam setiap Manwantara ada perangkat mahluk spiritual; Sapta Rsi, Indra sebagai Dewaraja dan Vedaviyasa serta manusia. Menurut Bhagawan Sudharma, yang menerangkan Manwantara kepada Bhagawan Brahaspati, Indra dan para dewa dijelaskan 14 Manvantara beserta kelompok spiritualnya. Terkait dengan Parisada berhubungan dengan Manwantara pertama. Pada Manwantara pertama, manusia: Manu; Sapta Rsi: Marichi, Atri, Angira, Pulaha, Kratu, Pulastya, dan Wasistha; Vedavyasa yaitu Syambhumanu dan Indra: Sachipati.

Pustaka Manawa Dharma Sastra adalah pustaka yang ditulis oleh manusia pertama yang bernama Manu yang juga sebagai Vedavuyasa atau Swayambhumanu. Manawa Dharma Sastra merupakan kompedium hukum Hindu yang menjadi pedoman Umat Hindu dalam upaya meningkatkan spiritualnya untuk mencapai Mokhsa. Pustaka ini terdiri atas 12 Adyaya (buku), dan pada Adhyaya XII diatur tentang Parisada. Ada tiga kata yang identik dengan Parisada, yaitu: Prisadhyam, Parisadhsthiti dan Parisadhjnanam.

MENGAPA ADA PARISADA DALAM AJARAN WEDA?

Tertuangnya aturan tentang Parisada dalam pustaka ini adalah untuk memutuskan dan menetapkan keragu-raguan dalam hukum. Atau dalam bahasa sederhana tafsir (bhasya) terhadap ajaran yang tertuang dalam sloka-sloka atau sukta-sukta Pustaka Suci Veda yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat karena latar belakang guru dan umat yang berbeda. Jadi keragaman tafsir itu sudah sangat dipahami dan dipastikan akan muncul dalam masyarakat Penganut ajaran Veda. Jadi Bhineka Tunggal Ika adalah konsepsi yang disadari sejak awal penciptaan, adikara. Manu atau Swayambhumanu telah menuliskannya dalam Manawa Dharma Sastra sebagai pedoman.

Dalam pustaka Manawa Dharma Sastra terdapat lima (5) sloka yang mengatur keberadaan Parisada. Parisada setidaknya terdiri atas 10 orang yang mewakili ketiga golongan, yang mewakili 4 golongan, ahli mimassa, ahli nirukta, ahli logika dan seorang yang mewakili lembaga. Tiga golongan dimaksudkan adalah 1 orang brahmana (cista) yang hafal Rgveda, 1 orang brahmana yang hafal Yajurveda dan 1 orang hafal Samanveda. Yang mewakili 4 golongan dimaksudkan adalah dari golongan brahmana Ahli (ada perbedaan pandangan antara Zoetmulder dan Medatiti). Dengan demikian jelaslah bahwa perbedaan atau keragaman itu sejak awal adanya Pustaka Suci Veda sudah dipastikan akan ada perbedaan tafsir. Kebaradaan Parisada menjadi penting.

Dalam sejarah pembentukan Parisada di Indonesia, yang diawali dengan nama Parisada Dharma Hindu Bali, yang kemudian menjadi Parisada Hindu Dharma Bali dan akhirnya Parisada Hindu Dharma Indonesia, terjadi perubahan organ. Pada awalnya Parisada diketuai oleh Pandita dan walaka sebagai mengisi Sekretariat. Perkembangan dinamika dan kebutuhan yang terus berkembang kemudian dialakukan perubahan menjadi 3 organ (3 kamar) sampai sekarang. Tiga organ (3 kamar) tersebut terdiri atas Sabha Pandita/SP (Dharma Adhyaksa), Sabha Walaka/SW dan Pengurus Harian/PH. Sabha Pandita memegang kekuasaan tertinggi dari tiga organ karena berwenang menetapkan Bhisama dan dapat memberikan arahan kepada PH dan meminta pertimbangan dan kajian kepada Sabha Walaka. Sudah saatnya dipertimbangkan SOTK Parisada sesuai dengan Pustaka Suci Manawa Dharma Sastra.

BERAPA UMUR PARISADA?

Sebelum Pustaka Suci Veda ditulis pada 5000 (lima ribu) tahun yang lalu (Maharsi Vedaviyasa, Dewa Ganesha, Dewi Saraswati), Veda diajakan secara lisan. Berdasarkan konsepsi Manwantara (dijelaskan pada semua Maha Purana) bahwa 1 (satu) kalpa terdiri atas 14 Manvantara dan 1 Manwantara terdiri atas 71 Mahayuga. Mahayuga berumur 4.320.000 tahun manusia, yang terdiri atas Satyayuga, Tretayuga, Dwaparayuga dan Kaliyuga. Sekarang umat manusia berada pada Masa Kaliyuga pada Manwantara ke 7 (tujuh). Parisada tertuang dalam pustaka suci Manawa Dharma Sastra yang ditulis oleh Manusia pertama pada masa Manwantara pertama pada Mahayuga pertama Satyayuga pertama, yang dbernama Manu yang juga sebagai Vedaviyasa bernama Swayambumanu. Dengan demikian Parisada sudah dikenal pada masa yang berumur 7 Manwantara atau 7 X 71 X 4.320.000 tahun manusia.

Para Founding Father yang membangun Hindu dan Parisada pada awal Kemerdekaan Indonesia, yang dimulai dari Bali tidak terhingga jasanya dan tentu telah menyatu dengan Brahman (Moksha). Sungguh sadana dharma yang bagaikan mutumanikan yang tiada tara nilainya.

PENUTUP

Setelah memaknai awal mula kelahiran Parisada yang tertuang dalam pustaka suci dan perjuangan para founding father Hindu sungguh membuat Umat Hindu meyakini kemuliaan lembaga ini. Tidak ada satupun lembaga selain Parisada yang diberi wewenang untuk memutuskan kebenaran. Sebuah kebenaran (bhisama) yang menjadi acuan hidup Umat Hindu bukan saja di Bali tetapi di seluruh Dunia dimana Veda menjadi pedoman Hidup. Adalah menjadi tugas kita semua untuk memuliakannya dengan menjaga, memelihara dan memberikan dukungan sepenuhnya (material dan non material) demi berjalannya kegiatan parisada. Semoga Sih Hyang Paramakawi menuntun para Pengurus Parisada untuk selalu di jalan dharma. Rahayu. (Ilustrasi: Kolaborasi AI)